Alegori
Alegori pada umumnya menganding sifat-sifat moral manusia.
Alegori adalah Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
Alegori: majas perbandingan yang bertautan satu dan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh.
Alegori biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan moral.
Alegori adalah Majas yang menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
Contoh:
• Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi
• Mendayung bahtera rumah tangga. (Perbandingan yang utuh bagi seseorang dalam rumah tangga)
• Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
• Hidup itu diperbandingkan dengan perahu yang tengah berlayar di lautan
Suami : nahkoda
Istri : juru mudi
Cobaan/halangan di hidup : topan, gelombang, batu karang
Cita-cita hdup : tanah seberang
Alusio
Alusio adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa atau hal dengan menggunakan peribahasa yang sudah umum ataupun mempergunakan sampiran pantun yang isinya sudah dimaklumi. Majas ini disebut juga majas kilatan.
Contoh:
• Menggantang asap saja kerjamu sejak tadi. (Membual/beromong-omong)
• Ah, kau ni memang tua-tua keladi. (Maksudnya makin tua makin menjadi)
• Upacara ini mengingatkan aku pada proklamasi kemerdekaan tahun 1945
• Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya.
• Ah, dia itu tong kosong nyaring bunyinya
• Anak itu benar-benar berperut karet
• Rupanya Ahmad makan tangan hari ini hingga membuat iri teman-temannya
• Anak itu bagaikan musuh dalam selimut
Antonomasia
Antonomasia adalah penyebutan terhadap seseorang berdasarkan ciri khusus yang dimilikinya.
Contoh:
• Sssssttt, lihat! Si cerewet datang. Kalian tidak perlu bertanya.
• Macam-macam! Biar si gendut saja nanti yang menghadapinya.
• Kemarin saya lihat si Kacamata hitam keluar bersama-sama dengan si Kribo. Benar tidak?
• Si pincang, Si jangkung, Si kribo
• Si gendut itu telah tiada
• Si pincang itu termenung di tepi pantai
• Si baju hijau itu sangat antusias
• Si cerewet itu berbicara tanpa henti
Majas Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.
Majas Perumpamaan / asosiasi
Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama.
Perumpamaan secara eksplisit dinyatakan dengan kata seperti, bak, bagai, ibarat, penaka, sepantun, umpama, bagaikan, seumpama, seperti, dan laksana.
Contoh majas asosiasi :
• Bak Mencari Kutu Dalam Ijuk. (Melakukan Sesuatu Yang Mustahil)
• Bagai Kambing Dihalau Ke Air. (Hal Orang Yang Enggan Disuruh Atau Diajak Mengerjakan Sesuatu)
• Bagaikan Harimau Pulang Kelaparan
• Mukanya Pucat Bagai Mayat.
• Semanis Madu.
• Sedalam Laut.
• Secantik Bidadari.
• Sesegar Udara Pagi.
• Semangatnya Keras Bagaikan Baja.
• Seperti Menyulam Di Kain Yang Lapuk
• Wajahnya Kuning Bersinar Bagai Bulan Purnama
• Wajahnya muram bagai bulan kesiangan
• Semangatnya keras bagai baja
• Kita ini hidup di zaman yang keras
Eufemisme
Eufemisme adalah majas kiasan halus sebagai pengganti ungkapan yang terasa kasar dan tidak menyenangkan. Eufemisme digunakan untuk menghindarkan diri dari sesuatu yang dianggap tabu atau menggantikan kata lain dengan maksud bersopan santun.
Contoh:
• Orang itu memang bertukar akal. (Pengganti gila)
• Kalau dalam hutan jangan menyebut-nyebut nenek. (Pengganti harimau)
• Pemerintah telah mengadakan penyesuaian harga BBM. (Pengganti menaikkan)
• Para tunakarya itu perlu diperhatikan
• Sejak ditinggal suaminya, ia agak kurang waras
• Kemampuan Andi dalam memahami pelajaran agak lamban.
Hiperbola
Hiperbola adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan berlebih-lebihan.
Contoh:
• Keringatnya menganak sungai.
• Suaranya menggelegar membelah angkasa
• Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.
• Suara keras menggelegar membelah bumi.
• Perasaanku teriris-iris mendengar kisahnya.
• Darahnya mengalir menganak sungai.
• Dia menendang bola bundar itu dengan kakinya.
• suara klakson itu membara di angkasa sana
• Gedung-gedung perkantoran di kota-kota besar telah mencapai langit.
• Harga bensin membumbung tinggi
• Kakak membanting tulang demi menghidupi keluarganya
• Anak Indonesia merangkak di jalan-jalan
• Menggelepar dalam gubuk-gubuk tanpa jendela
Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan kebalikan daripada hiperbola, yaitu menyatakan sesuatu dengan memperkecil atau memperhalus keadaan. Majas litotes disebut juga hiperbola negatif.
Contoh:
• Tapi, maaf kami tak dapat menyediakan apa-apa. Sekadar air untuk membasahi tenggorokan saja yang ada.
• Tentu saja karangan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, semua kritik dan saran akan saya terima dengan senang hati.
• Mampirlah ke gubuk saya ( Padahal rumahnya besar dan mewah )
• Akan kutunggu kehadiranmu di bilikku yang kumuh di desa
• Wanita itu parasnya tidak jelek
• Perjuangan kami hanyalah setitik air dalam samudera
• Maaf, kami hanya dapat menghidangkan the dingin dan kue kampung saja
• Singgahlah ke gubuk reot kami ini
• Makanlah makanan ini walau hanya seadanya
Metafora
Metafora adalah perbandingan yang implisit. Jadi, tanpa kata pembanding di antara dua hal yang berbeda. Dengan kata lain, metafora yaitu majas yang berupa kiasan persamaan antara benda yang diganti namanya dengan benda yang menggantinya.
Metafora adalah majas yang mengungkapkan ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis. Pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan, misalnya tulang punggung dalam kalimat pemuda adalah tulang punggung negara.
Majas Metafora adalah Gabungan dua hal yang berbeda yang dapat membentuk suatu pengertian baru.
Contoh majas metafora :
• Engkau belahan jantung hatiku sayangku. (sangat penting)
• Raja siang keluar dari ufuk timur
• Jonathan adalah bintang kelas dunia.
• Harta karunku (sangat berharga)
• Dia dianggap anak emas majikannya.
• Perpustakaan adalah gudang ilmu.
• Kapan Anda bertemu dengan lintah darat itu?
• Ia adalah lintah darat yang sangat terkenal
• Kenangan buruk itu masih meghantui dirinya
• Si jago merah sudah melahap bangunan ini sejak 2 jam lalu
• Budi selalu menjadi anak emas di kelasnya
• menjadi kutu buku adalah pilihan yang cukup baik
• Raja hutan berjalan dengan gagah perkasa
• Si penguasa laut berkeliaran kesana kemari
• Ia adalah kembang desa di desa Mangga
• Resolusi Kevin ialah menjadi bintang kelas.
• Dewi malam telah menampakkan dirinya
• Siti sangat menyayangi kedua buah hatinya
• Sebagai bunga bangsa kita haruslah terus belajar demi kebaikan bangsa kita kelak
• Siti Mutmainah adalah kembang desa di sini.
• Kelaparan masih tetap menghantui rakyat Etiopia.
• Nina tangkai hati ibu.
• Aku sungguh takjub melihat kecantikan bunga desa itu
• Kata "tulang punggung" dalam kalimat "Pemuda adalah tulang punggung negara"
Metonimia
Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri atau lebel dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut.Pengungkapan tersebut berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
Metonimia adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan orang, barang atau hal, sesuai penggantinya.
Majas Metonimia, yaitu majas untuk mengemukakan sesuatu dengan menggantikan dengan sifat, atau nama, atau sesuatu yang merupakan ciri khas dari benda-benda tersebut.
Majas Metonimia adalah Majas yang memakai merek suatu barang.
Contoh:
• Di kantongnya selalu terselib gudang garam. (maksudnya rokok gudang garam)
• Setiap pagi Ayah selalu menghirup kapal api. (maksudnya kopi kapal api)
• Ayah pulang dari luar negeri naik garuda (maksudnya pesawat)
• Ayah suka mengisap gudang garam. (Maksudnya rokok)
• Si Jangkung dipakai sebagai sebagai pengganti orang yang mempunyai ciri jangkung.
• Kemaren ia memakai flat.
• Kami berkodak di tepi pantai
• Mia pergi menggunakan Honda
Sinekdok
Sinekdok adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdok terdiri atas dua bentuk berikut.
a) Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
Contoh:
• Hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya.
• Per kepala mendapat Rp. 300.000.
• Jauh-jauh telah kelihatan berpuluh-puluh layar di sekitar pelabuhan itu.
• Selama ini kemana saja kau? Sudah lama tak nampak batang hidungmu. Nenek selalu menanyakan kau.
• Ia harus bekerja keras sejak pagi hingga sore karena banyak mulut yang harus disuapi.
• Kita akan mengadakan selamatan sebagai rasa syukur karena kita naik kelas semua. Untuk itu biaya kita tanggung bersama tiap kepala dikenakan iuran sebesar Rp 1.500,00
• Sejak kemarin dia tidak kelihatan batang hidungnya
• Sudah lima hari dia tak kelihatan batang hidungya
• Dia mempunyai lima ekor kuda
• Puncak ubun-ubunnya kelihatan juga dari atas
b) Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh:
• Dalam pertandingan final bulu tangkis Rt.03 melawan Rt. 07.
• Indonesia akan memilih idolanya malam nanti.
• Dalam musim kompetisi yang lalu, kita belum apa-apa. Tetapi dalam tahun ini, sekolah kita harus tampil sebagai juara satu.
• Dalam pertandingan musim lalu, Indonesia dapat meraih medali emas.
• Indonesia bertanding voli melawan Thailand.
• Indonesia mengalahkan Birma dengan 3-2 dalam SEA GAMES
• Kaum wanita memperingati hari Kartini.
• Penghuni sekolah itu sedang melakukan upacara bendera
• SMA 2 menjadi panitia lomba basket
Personifikasi
Personifikasi adalah majas perbandingan yang menuliskan benda-benda mati menjadi seolah-olah hidup, dapat berbuat, atau bergerak.
Contoh:
• Peluru mengoyak-ngoyak dada musuh.
• Banjir besar telah menelan seluruh harta penduduk.
• Matahari mulai merangkak ke atas.
• Kabut tebal menyelimuti desa kami.
• Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.
• Saat ku melihat rembulan, dia seperti tersenyum kepadaku seakan-akan aku merayunya.
• Mentari pagi hari membangunkan isi bumi.
• Daun pohon kelapa di pantai itu melambai - lambai memanggilku.
• Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai.
• Peluit wasit menjerit panjang menandai akhir dari pertandingan tersebut.
• Nyiur melambai-lambai,
• matahari keluar dari peraduannya,
• awan hitam mengukir langit.
• Hembusan angin di tepi pantai membelai rambutku.
• Baru 3 km berjalan mobilnya sudah batuk-batuk
• Angin berbisik menyampaikan salamku padanya
• Pena menari-nari di atas meja
• Buku itu berjalan kemana kamu pergi
Simbolik
Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda, binatang, atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang.
Contoh:
• Ia terkenal sebagai buaya darat.
• Rumah itu hangus dilalap si jago merah.
• Bunglon, lambang orang yang tak berpendirian
• Melati, lambang kesucian
• Teratai, lambang pengabdian
• Dari dulu tetap saja dia menjadi lintah darat
• Buaya datar itu beraksi
• Persahabatannya seperti bunga adelwis
Simile:
Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai".
Contoh:
• Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja
Majas Sinestesia: yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya. Contoh :
• Betapa sedap memandang gadis cantik yang selesai berdandan.
• Suaranya terang sekali.
• Rupanya manis.
• Namanya harum.
Majas Disfemisme: Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.
Majas Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata. Contoh :
• Kita bermain ke rumah Ina.
Majas Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata. Contoh :
• Perilakunya seperti ular yang menggeliat.
Majas Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.
Cerita rekaan untuk menyampaikan ajaran agama, moral, atau kebenaran umum dengan menggunakan perbandingan atau ibarat . Parabel seperti metafora yang diperluas menjadi suatu kisah singkat dan berbeda dengan fabel dalam hal pengibaratannya: fabel menggunakan hewan, tumbuhan, benda, dll. Sedangkan parabel menggunakan manusia. Injil merupakan suatu contoh yang banyak mengandung parabel di dalamnya.
Majas Perifrasa: Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek. Majas yang berupa pengungkapan yang panjang sebagai pengganti pengungkapan yang lebih pendek , atau, dengan kata lain, suatu frasa panjang menggantikan frasa yang lebih pendek. Frasa atau kata yang digantikan tersebut dapat berupa nama tempat, nama benda, atau nama sifat. Contoh:
• Ia bersekolah di kota kembang (maksudnya: Bandung).
• Indonesia pernah dijajah oleh negeri matahari terbit (maksudnya: Jepang).
Aptronim adalah pemberian nama orang yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.
Contoh:
• Karena sehari-hari ia bekerja sebagai kusir gerobak, ia dipanggil Karto Grobak.
Depersonifikasi adalah majas yang berupa pembandingan manusia dengan bukan manusia atau dengan benda . Majas ini mirip dengan majas metafora. Contoh:
• dikau langit, daku bumi.
Eufemisme adalah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar.
Contoh :
• "Di mana 'tempat kencing'nya?" dapat diganti dengan "Di mana 'kamar kecil'nya?". Kata "tempat kencing"(dalam bahasa sehari-hari biasa juga disebut WC) tidak cocok jika akan digunakan untuk percakapan yang sopan. Kata "kamar kecil" dapat menggantikannya. Kata "kamar kecil" ini konotasinya lebih sopan daripada kata "tempat kencing". Jadi dalam eufemisme terjadi pergantian nilai rasa dalam percakapan dari kurang sopan menjadi lebih sopan.
• Dimana saya bisa menemukan kamar kecilnya?
• Pramuwisma bukan pekerjaan hina
• Orang itu berubah akal
• Pramusaji melayani pelanggan dengan ramah
• Para tunakarya perlu perhatian yang serius dari pemerintah
Hipokorisme adalah penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib. Contoh;
• Lama Otok hanya memandangi ikatan bunga biji mata itu, yang membuat otok kian terkesima.
MAJAS SINDIRAN
Majas Innuendo Adalah gaya bahasa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya. Contoh :
• Ia menjadi kaya raya karena mengadakan kemoersialisasi jabatannya
Majas Ironi adalah Gaya bahasa yang bersifat menyindir dengan halus. Contoh :
• Bagus sekali tulisanmu, sampai – sampai tidak bisa dibaca
• Kau memang pandai, mengerjakan soal itu tak satupun ada yang betul.
• Suaramu merdu seperti kaset kusut.
• Biarlah yang berbicara terus waktu diberi pelajaran akan jadi professor
• Harum benar sore ini
• Sungguh enak masakanmu, membuatku muntah
Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.
Contoh:
• Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu!
• Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!
• Otakmu memang otak udang
• Cih, mukamu yang seperti burung itu,memuakkan!
Majas Satire Adalah ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll. Ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu. Contoh :
• Ya, Ampun! Soal mudah kayak gini, kau tak bisa mengerjakannya!
Majas Sinisme adalah Majas yang menyatakan sindiran secara langsung. Contoh :
• Perilakumu membuatku kesal
• Kamu kan sudah pintar ? Mengapa harus bertanya kepadaku ?
• Itukah yang dinamakan bekerja
• Muntah aku melihat perangaimu yang tak pernah mau berubah
MAJAS PENEGASAN
Majas Apofasis atau Preterisio Adalah gaya bahasa dimana penulis atau pengarang menegaskan sesuatu, tetapi tampaknya menyangkal. Contoh :
• Saya tidak mau mengungkapkan dalam forum ini bahwa saudara telah menggelapkan ratusan juta rupiah uang negara
Majas Pleonasme adalah Majas yang menggunakan kata – kata secara berlebihan dengan maksud untuk menegaskan arti suatu kata. Contoh :
• Mari naik ke atas agar dapat meliahat pemandangan
• Saya naik tangga ke atas
• Saya melihat dengan mata kepala sendiri peristiwa itu
• Salju putih sudah mulai turun ke bawah
Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan.
Contoh:
• Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap.
• Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut putra bangsa.
• Selamat tinggal pacarku, selamat tinggal kekasihku
• Kita junjung dia sebagai pemimpin, kita junjung dia sebagai pelindung, kita junjung dia sebagai pembebas kita
• Cinta adalah keindahan, cinta adalah kebahagiaan, cinta adalah pengorbanan
Majas Kiasmus adalah Majas yang berisi perulangan dan sekaligus mengandung inverse.
Contoh :
• Mereka yang kaya merasa miskin, dan yang miskin merasa kaya
Majas Pararima Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.
Majas Aliterasi: Adalah gaya bahasa berupa perulangan bunyi vokal yang sama. Contoh :
• Keras-keras kena air lembut juga
• Inikah Indahnya Impian ?
Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi.
Majas perulangan sebagaimana halnya repetisi, disusun dalam baris yang berbeda.
Gaya Bahasa penegasan yang berupa pengulangan kata pada baris atau kalimat.
Contoh:
Cinta adalah pengertian
Cinta adalah kesetiaan
Cinta adalah rela berkorban
• Hati ini biru Hati ini lagu Hati ini debu
• Jika kamu minta, aku akan datang
• • Anaphora : bila kata/frase yang diulang terletak di awal kalimat.
Contoh :
Kaulah diam malam yang kelam
Kaulah tenang sawah yang lapang
Kaulah lelap orang di lawang
• Epifora : bila kata/frase yang diulang terletak di akhir kalimat/lirik.
Contoh :
Kalau kau mati, aku akan datang
Jika ku kau kehendaki, aku akan datang
Bila kau minta, aku akan datang
Tautologi
Tautologi adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali sebuah kata dalam sebuah kalimat dengan maksud menegaskan. Kadang pengulangan itu menggunakan kata bersinonim.
Contoh:
• Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bertukar pikiran saja.
• Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, dan bersaudara.
• Saya khawatir dan was – was dengannya
Majas Sigmatisme Pengulangan bunyi “s” untuk efek tertentu.
Majas Antanaklasis adalah yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda. Contoh :
• Ibu membawa buah tangan, yaitu buah apel merah
Klimaks
Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal secara berturut-turut dan makin lama makin meningkat.
Contoh:
• Semua pihak mulai dari anak-anak, remaja, sampai orang tua pun mengikuti lomba Agustusan.
• Ketua RT, RW, Kepala Desa, Gubernur, bahkan Presiden sekalipun tidak mempunyai berhak untuk mengurusi hal pribadi seseorang.
• Semua anak – anak, remaja, dewasa, orang tua dan kakek
• Menyemai benih, tumbuh, hingga menuainya, aku sendiri yang mengerjakannya
• Anak-anak, remaja, dewasa datang menyaksikan film “saur sepuh”
Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal secara berturut-turut yang makin lama semakin menurun.
• Kepala sekolah, guru, staff sekolah, dan siswa juga hadir dalam pesta perayaan kelulusan itu.
• Di kota dan desa hingga pelosok kampung semua orang merayakan HUT RI ke -62.
• Para bupati, para camat, dan para kepala desa
• Jangankan seribu, atau seratus, serupiahpun tak ada
Majas Anastrof atau Inversi Adalah gaya bahasa yang dalam pengungkapannya predikat kalimat mendahului subejeknya karena lebih diutamakan.
Majas yang dinyatakan oleh pangubahan suatu kalimat. Contoh :
• Pergilah ia meninggalkan kami, keheranan kami melihat peranginya.
• Aku dan dia telah bertemu > Telah bertemu, aku dan dia
• Besar sekali rumahnya
• Tertawa ia setelah dibelikan baju baru
Retorik
Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban. Tujuannya memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah. pernyataan yang dipergunakan dalam pidato atau tulisan dengan tujuan untuk mencapai efek yang lebih mendalam dan penekanan yang wajar, dan sama sekali tidak menghendaki adanya suatu jawaban. Majas yang berupa kalimat tanya yang jawabanya sudah diketahui. Contoh :
• Siapakah yang tidak ingin hidup ?
• Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja?
• Apakah ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ?
• Apakah kau rela ibumu mati ?
• Mungkinkah kita terus menerus begini ?
Majas Elipsis Adalah gaya bahasa yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca. Contoh :
• Kami ke rumah nenek ( penghilangan predikat pergi )
• “Ali!” ; Maksudnya suaya Ali berhenti meribut
“Saya khawatir, jangan-jangan dia ….” : kata-katanya tidak diteruskan
Majas Koreksio Adalah gaya bahasa yang mula-mula menegaskan sesuatu, tetapi kemudian memperbaikinya. Contoh :
• Silakan pulang saudara-saudara, eh maaf, silakan makan.
• Semua kerugian harus ditanggung anggota, maksudku kita semua
• Dia memarahiku,maksudku Dia menasehatiku
Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung. Contoh :
• Menjelang berangkat, maka semua pakaiannya dibereskan dan dimasukkan ke dalam kopor
Majas Asindeton Adalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut tanpa menggunakan kata penghubung agar perhatian pembaca beralih pada hal yang disebutkan. Contoh :
• Dan kesesakan kesedihan, kesakitan, seribu derita detik-detik penghabisan orang melepaskan nyawa.
• Kobaran api menggelora
• Angin berhembus
• Music mengalun
Majas Interupsi adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata atau bagian kalimat yang disisipkan di dalam kalimat pokok untuk lebih menjelaskan sesuatu dalam kalimat. Contoh
• Tiba-tiba ia-suami itu disebut oleh perempuan lain.
• Dia, wanita tua yang malang, mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri
Majas Eksklamasio Adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata seru atau tiruan bunyi. Contoh :
• Wah, biar ku peluk, dengan tangan menggigil.
• Aduh, mana tahan !
• Awas, ada anjing galak !
Majas Enumerasio Adalah beberapa peristiwa yang membentuk satu kesatuan, dilukiskan satu persatu agar tiap peristiwa dalam keseluruhannya tanpak dengan jelas. Contoh :
• Laut tenang. Di atas permadani biru itu tanpak satu-satunya perahu nelayan meluncur perlahan-lahan. Angin berhempus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya. Disana-sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk suatu lukisan yang haromonis. Itulah keindahan sejati.
• Angin berhembus, laut tenang, bulan memancar lagi.
Majas Preterito Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
Majas Alonim Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
Majas Kolokasi perbandingan tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.
Majas Silepsis dan Zeugma Adalah gaya dimana orang mempergunakan dua konstruksi rapatan dengan menghubungkan sebuah kata dengan dua kata yang lain, sebenarnya hanya salah satunya yang mempunyai hubungan dengan kata pertama. Contoh :
• ia menundukkan kepala dan badannya untuk memberi hormat kepada kami.
MAJAS PERTENTANGAN
Paradoks
Paradoks adalah pengungkapan terhadap suatu kenyataan yang seolah-olah bertentangan, tetapi mengandung kebenaran.
Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.
Contoh;
• Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini.
• Hatiku merintih di tengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung ini.
• Memang hidupnya mewah, mempunyai mobil, rumahnya besar, tetapi mereka tidak berbahagia. Tidak tahu mengapa, mungkin karena belum mempunyai anak.
• Walaupun ia tinggal di kota besar, kota metropolitan, hiburan ada di mana-mana, ia bercerita padaku katanya kesepian.
• Hatinya duka walaupun di ulang tahunnya sangat meriah
• Bagaikan ayam mati di dalam lumbung
Oksimoron
Oksimoron adalah pengungkapan yang mengandung pendirian/pendapat terhadap sesuatu yang mengandung hal-hal yang bertentangan.
Contoh:
• Memang benar musyawarah itu merupakan wadah untuk mencari kesepakatan. Namun tidak jarang menjadi wadah pertentangan para pesertanya.
• Keramah-tamahan yang bengis
• Siaran radio dapat dipakai untuk sarana persatuan dan kesatuan, tetapi dapat juga sebagai alat untuk memecah belah suatu kelompok masyarakat atau bangsa.
• Olahraga mendaki bukit memang menarik, tetapi juga sangat berbahaya.
• Cinta membuatnya bahagia, tetapi juga membuatnya menangis
Antitesis
Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya.
Contoh:
• Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu.
• Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata Tuhan.
• Semua kebaikan ayahnya dibalas dengan keburukan sifatnya.
• Kaya atau miskin itu takdir Tuhan
• Besar atau kecil sama saja ongkosnya
Majas Kontradiksi interminus: Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya. Contoh:
• Andi mengundang semua temannya, kecuali Dono.
• Semua anak-anakmu penurut, hanya Si Agus yang nakal.
Majas Anakronisme : Adalah gaya bahasa yang menunjukkan adanya ketidak sesuaian uraian dalam karya sastra dalam sejarah, sedangkan sesuatu yang disebutkan belum ada saat itu. Contoh :
• dalam tulisan Cesar, Shakespeare menuliskan jam berbunyi tiga kali (saat itu jam belum ada)
Kontradiksio
Kontradiksio adalah pengungkapan yang memperlihatkan pertentangan dengan yang sudah dikatakan lebih dulu sebagai pengecualian.
Contoh:
• Sebenarnya semua saudaranya, yang dulu-dulu pandai, hanya dia sendiri yang bodoh. Mungkin saja karena malasnya.
• Malam itu gelap gulita, tanpa kerlip kunang-kunang yang sebentar tampak dan sebentar hilang.
Majas Antilesis adalah Gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang berlawanan. Contoh
• Air susu dibalas air tuba
Tropen
Tropen adalah majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan membandingkan suatu pekerjaan/perbuatan dengan kata-kata lain yang mengandung pengertian yang sejalan dan sejajar.
Contoh :
- Seharian dia berkubur dalam kamarnya.
- Setiap malam ia menjual suaranya untuk nafkah anak dan istrinya
Antifrasis
Antifrasis adalah gaya bahasa ironi yang penggunaan kata atau ungkapan yang maknanya berlawanan.
Contoh :
- Aduh, kamu sekarang kok rapi sekali sih? (dalam kenyataannya orang tersebut berpenampilan berantakan)
Simetri
Simetri adalah majas penegasan yang melukiskan suatu dengan mempergunakan satu kata, kelompok kata atau kalimat yang diikuti oleh kata, kelompok kata/kalimat yang seimbang artinya dengan yang pertama.
Contoh :
- Ayah diam serta tak suka berkata-kata
- Kakak berjalan tergesa-gesa seperti orang yang dikejar anjing gila.
Praterito
Praterito adalah gaya bahasa penegasan dengan menyembunyikan sesuatu maksud karena dianggap orang lain (pembaca) memahaminya.
Contoh :
- Pemilihan Kepala Desa seperti di kampung kita banyak terjadi kecurangan yang tak perlu saya singgung lagi
Okupasi
Okupasi adalah gaya bahasa yang mengandung bantahan tetapi akhirnya diberi penjelasan.
Contoh :
- Pil koplo sangat merusak moral bangsa. Tidak hanya pemuda, tetapi generasi tua pun ikut terseret menggunakannya. Pengguna pil koplo menyadari akan bahaya itu tetapi ia tak dapat semudah itu meninggalkannya.
Jenis jenis majas
macam macam majas
LeoVegas - Welcome to Golden Casino
BalasHapusIn the heart starvegad of the casino, LeoVegas provides you with a world of leovegas thrilling online gaming with a wide range of 10cric exciting games, great promotions and